Minggu, 13 November 2016

Islam yang Kaffah vs Parsial

“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.” [QS. Al-Maidah: 3]
Hari apa yang dimaksud Allah Swt pada firman diatas, yang disebutNya hari ini?
Bisa dibaca pada lanjutannya:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” [Qs. Al-Maidah: 3]
So, hari dimana orang-orang kafir telah putus asa untuk mengalahkan agama Islam, adalah hari disempurnakannya agama Islam. Kesempurnaan Islamlah yang membuat orang-orang kafir putus asa. Tapi mengapa kenyataan yang kita lihat hari ini, orang-orang kafir malah optimis dan begitu yakin bisa mengalahkan Islam? Mereka bahkan dalam banyak hal mendikte dan menjadikan umat Islam bahan cemoohan dan permainan. Umat Islam malah dijadikan mereka sebagai obyek pasar dalam program-program kapitalisasi mereka. Dan itu sebenarnya sudah menjadi bentuk kekalahan umat Islam, terlebih lagi dalam hal iptek, sains serta kecanggihan dalam berbagai hal, umat Islam telah ketinggalan jauh.

Mengapa itu bisa terjadi?


Ya karena umat Islam tidak mengamalkan ajaran Islam yang sempurna itu. Urutannya jelas, umat manusia diminta untuk menjadi umat Islam, dengan memberi kesaksian bahwa Tuhan itu Allah yang esa dan Muhammad itu Rasul-Nya. Habis itu, umat Islam diminta menjadi orang-orang Mukmin. Habis itu diminta lagi, untuk memasuki Islam secara kaffah, yaitu mengamalkan ajaran Islam yang sempurna (baca Qs. Al-Baqarah: 208)
Kekalahan dan ketertinggalan umat Islam, jelas disebabkan karena ajaran Islam yang sempurna itu tidak dikerjakan secara kaffah. Islam yang diamalkan adalah Islam yang parsial, yang sepotong-potong, yang telah terpenggal-penggal dan Islam yang semau gue. Yang cocok denganku, aku amalkan, yang tidak sesuai dengan mauku, aku campakkan. Sehingga yang ada adalah Islam persepsi, Islam tafsiran, Islam profan, yang sedikit banyaknya kepentingan kaum elitnya turut berpengaruh didalamnya.

Solusinya?
Ya kembalilah pada Islam yang telah disempurnakan itu. Kehancuran Islam bukanlah disebabkan oleh orang-orang kafir, melainkan penyebab utamanya adalah umat Islam sendiri. Jangankan mau mengamalkan Islam secara sempurna, Islam yang sempurna itu saja masih banyak yang belum tahu.
Masuk Islam secara kaffah tidak bisa dilakukan, tanpa mengenal dan mengetahui Islam yang kaffah itu bagaimana.

Mari berselancar untuk menemukannya. Temukanlah lewat orang-orang yang darinya Islam disegani dan dihormati, bukan dari mereka yang darinya Islam malah dilecehkan dan ditertawakan. Temukanlah pada ulama-ulama yang membuat musuh menjadi takut, bukan dari ulama-ulama yang dimata musuh malah tidak ubahnya seperti badut. [IsmailAmin]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar