Minggu, 10 Mei 2015

Sedikit Mengenai Sesat & Kafir

Sebuah Perspektif Muhsin Labib.

Sangka baik memperbaiki diri. Sangka buruk memperburuk diri.
Berikhtiar adalah salah satu bukti sangka baik kepada manusia. Berdoa adalah salah satu bukti sangka baik kepada Tuhan.
Sangka baik mengurangi lawan. Sangka buruk mengurangi kawan. Sangka baik menuai apresiasi. Sangka buruk mengundang klarifikasi.
Menyangka orang lain bersangka buruk terhadapnya adalah sangka buruk ganda.
Yang jadi korban kekerasan ditampilkan sebagai pelakunya. Bagi mereka, korban lebih buruk dari babi, jadi apapun yang dilakukan sah bahkan berpahala.
Sedemikian intensif dan masif propaganda pengkafiran, hingga orang terpelajar yang mestinya rasional melahap habis semua fitnah. Ironis!
Karena sudah melahap habis semua berita manipulatif tentang mereka, para pengkafir dan pensesat yang semula sangat sopan menjadi kasar dan sarkastis.
Dulu, dimana saja, masjid adalah rumah bagi siapa saja. Sekarang mencari tempat terpencil untuk shalat karena mesjid bukan tempat bagi yang “kafir” yang shalat. Tragis!
Sedemikian intensifnya penggambaran manipulatif tentang Syi’ah hingga tidak ada yang merasa perlu mengklarifikasi atau mempertanyakan motif utamanya.
Sedemikian masif pensesatan terhadap Syi’ah hingga orang-orang yang tahu secara jelas fakta sebenarnya tentang Syi’ah pun ikut-ikutan mensesatkannya depan publik.
Sedemikian intensifnya pensesatan dan terlihatnya “restu publik” hingga mengundang empati non Muslim. Saat itu pula “pengkafiran” makin gencar.
Sebagian yang mensesatkan tahu bahwa Hamas yang sunni didukung Iran yang Syi’ah, tapi karena yang tidak ikut mensesatkan akan disesatkan, mereka pun ikut.
Jangan tanya soal karir orang yang dikenal Syi’ah Buka warteg pun takkan laku. Lebih aman ngaku ateis dan agnostik ketimbang dikenal Syi’ah di sini.
Seseorang tanya, pak kapan jadi profesor? Aku jawab, boro-boro jadi prof, jadi doktor aja gak berguna bagi orang “sesat” dan “kafir abis”.
Susah menghadapi pensesatan dan pengafiran kalau penggeraknya negeri petrodolar yang memperlakukan tenaga kerja wanita negeri Muslim sebagai budak.
Sekelompok mengkafirkan. Sebagian mensesatkan. Yang lain malah menyerang. Penguasa “mingkem”. Sisanya awam yang terpengaruh. Welcome to the jungle!
Tragis tapi nyata! Yang jadi korban kekerasan ditampilkan sebagai pelakunya. Bagi mereka, kelompok ini lebih buruk dari babi. Jadi aksi apapun terhadap si kafir sah brpahala.
Silakan rampas ketenangan kami, orang-orang yang sudah terstigma SESAT DAN LEBIH KAFIR DARI ZIONIS tapi biarkan anak-anak kami bergaul dan tak dicemooh sesat!
Awam terpengaruh sekte horor spesialis pembid’ah maulid, pensyirik ziarah, pensesat Sunni dan pengkafir Syi’ah ini hanya karena di pusatnya ada Ka’bah
Tetangga-tetangga terhormat. Silakan kucilkan kami karena dianggap sesat bahkan lebih kafir dari zionis tapi biarkan anak-anak kami tenang dan tak dicemooh sesat!
Singkatnya, ambil soranga buatmu. Atau sekalian borong semua semesta untuk kalian. Kalau kurang, silakan ambil Tuhan untuk kalian saja!
Disini bila tidak mmuji seseorang yang dipuji banyak orang, dianggap pembenci. Disini bila tak memalingkan orang yang dituduh maling banyak orang, dianggap maling.
Heboh soal artis pake handuk lari dari gempa, tapi tuli, buta dan bisu soal kezaliman masif brkedok tablig terhadap segelintir Muslim dari Jakarta sampai Papua.
Dengan intoleransi yang dianggap sebagai kesalehan, belum bisa dianggap sudah berbangsa. Ini mungkin lebih mirip kumpulan orang-orang tanpa sadar jadi korban adu domba.
Perbuatan buruk dihitung dari perbuatannya. Perbuatan baik dihitung mulai dari niatnya.