Sabtu, 22 Oktober 2016

10 Muharram, Syahid Keluarga Nabi

(Oleh: Emha Ainun Najib)

Sesudah dibantai dengan jenis kekejaman yang sukar dicari tandingannya dalam peradaban umat manusia, penggalan kepala suci Sayyidina Husein bin Ali -cucu Nabi Suci SAW- diarak, diseret dengan kuda sampai sejauh 1.300 kilometer. Wallahua'lam. Ada yang bilang dibawa ke Mesir, yang lain bilang ke Syiria. Orang yang mencintai beliau bisakah menangis hanya dengan mengucurkan air mata dan bukan darah? Jutaan pecintanya memukul-mukul dada mereka agar terasa derita itu hingga ke jantung dan menggelegak ke lubuk jiwa.
Keperihan maut Husein itulah yang menjadi sumber kebesaran jamaah Syi'i di dunia. Duka yang mendalam atas apa yang dialami cucu Nabi itulah yang membuat kaum Syiah menyerahkan hatinya dengan sangat penuh perasaan kepada komitment ahlulbait, keluarga Nabi. Sementara di pusat Islam sendiri, Arab Saudi yang didirikan oleh koalisi keraton Arab Saudi dengan ulama Wahabi, konsentrasi emosional terhadap Ahlulbait sangat dicurigai sebagai gejala syirik yang melahirkan berbagai jenis bid'ah.
Kepemimpinan dan keummatan dalam Syiah merupakan kohesi horizontal-vertikal yang sangat berbeda vitalitasnya dibandingkan dengan tradisi kaum Sunni. Kaum Sunni menyebut Abu Bakar, Umar dan Usman dulu sebelum Ali. Bahkan tidak secara spesifik menyebut Hasan dan Husein. Orang Syi'i jengkel karena menurut versi sejarah mereka, tatkala Nabi Muhammad SAW wafat, yang menguburkan hanya keluarga Ali, sahabat terdekat dan seorang pekerja pekuburan. Sementara Abu Bakar, Umar dan sahabat Anshor sibuk di Tsaqifah Bani Saidah (balairung, pendopo KPU) yang memproses siapa pemimpin pengganti Nabi, tanpa mempedulikan jenazah Nabi SAW. Jenazah Nabi terlantar sampai 3 hari.
Bahkan ketika tengah malam usai penguburan, sejumlah rombongan dipimpin Umar menggedor rumah Ali bin Abi Thalib untuk memaksa menantu Nabi itu menandatangani pengesahan pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Memang tidak banyak yang menderita seperti Rasulullah Muhammad Saw: jenazah belum diurus, orang-orang yang sangat dicintainya sudah sibuk memperebutkan jabatan.
Makhluk diciptakan Allah berupa cahaya, namanya Nur Muhammad meskipun secara biologis ia dilahirkan 600 tahun sesudah Isa/Yesus namun semasa hidupnya ia menjahit sendiri baju robeknya, mengganjal perut laparnya dengan batu di balik pinggangnya. Tak ada kemewahan apapun melekat padanya. Bahkan ia tak sanggup menolong Fatimah, putrinya, yang beberapa hari telanjang dalam selimut di kamar karena pakaiannya dijual Ali, suaminya, untuk bisa makan.
Muhammad dan keluarganya sangat dicintai dengan gelegak rasa perih, karena derita. Ia pun memilih karakter "abdan nabiyya" (nabi yang rakyat jelata), dan menolak ditawari "mulkan nabiyya" (nabi yang raja diraja). Allah menawarinya jabatan raja agung dengan kekayaan berupa gunung emas yang ternyata memang sudah disediakan oleh-Nya, di wilayah Madinah dan Mekkah, yang hari ini menjadi cadangan kekayaan Arab Saudi, di samping tambang minyak Yaman yang hari ini bisa menjadi sumber konflik antara kedua negara. Sebab jika Yaman menguasai sumber minyak itu, karena daerah geografisnya lebih rendah, maka minyak Saudi di perut bumi akan diserap olehnya. Wallahua'lam.
Dalam hal maut (kematian), mestinya kaum Syi'ah lebih memiliki etos dan kesadaran spesifik, karena riwayat Ali, Fatimah, Hasan dan Husein yang mereka tokohkan. Maut dan Husein adalah sumber tenaga sejarah. Kematian Husein bukan balak atau tragedi, melainkan kebanggaan yang melahirkan kesadaran baru mengenai ideologi "jihad" dan "syahid".
Jihad adalah persembahan total diri seseorang kepada kepentingan Allah melalui kebenaran yang diyakini. Jihad membuat dunia menjadi kecil, remeh dan tidak penting. Jika seseorang sudah terpojok, bedil musuh di depan dan kiri-kanannya, sementara kebuntuan di belakangnya, maka jiwa jihad menjadi menggelegak. Keterpojokan membuatnya bersyukur karena dunia, hedonisme, kemewahan, dan segala hiasannya sudah tidak punya makna lagi. Tinggal satu: Allah.
Sesungguhnya George Bush, sahabat utama Saudi sedang berkata kepada monarkhi Arab Saudi bahwa minyak di Saudi bukanlah milik Raja Saudi beserta para Amir dan keluarga serta keluarga kerajaan. Bersiaplah pada suatu hari nanti wacana itu akan diaplikasikan. Sejak 1980, Arab mengizinkan tanahnya menjadi salah satu pijakan kekuatan militer Amerika Serikat. Kerajaan mendapat jaminan bahwa keluarganya tak akan diutik-utik. Silakan ambil Irak, Suriah atau manapun, asal keluarga Saudi tak diganggu. Kalau perlu Mekkah dan Madinah dikuasai, asalkan kerajaan selamat. Tetapi siapakah yang menjamin keselamatan eksistensi keraton Saudi tanpa ia sendiri membangun kekuatan di dalam dirinya?.
Hasan Husen, demikian masyarakat santri tradisional Jawa menyebut nama kedua cucu Nabi itu, tak kalah menderitanya. Mereka tak hanya dicacah-cacah tubuhnya dan dipenggal kepalanya. Mereka bahkan dirudal, dibom, dimusnahkan, diinjak-ijak harga diri kemanusiaan dan martabat kebangsaannya, bahkan dirampok hartanya secara terang-terangan.
==
Lihatlah koalisi Dajjal Amerika, Turki, Israel, Monarki Saudi, monarki Qatar, Bahrain, UEA mengacak-acak Islam Timur Tengah dan Afrika Utara. Di Yaman, Suriah, Iraq dimana banyak tinggal keturunan Nabi Suci –disebut Alawiy-, tanah-tanah mereka dirampas, diduduki, diserang dengan dalih politis. Mereka ciptakan dan membackup gerombolan Al Qaeda, FSA, Jabhatun Nusro dan kelompok-kelompok teroris lainnya serta memfasilitasi perbatasan negara mereka untuk memasukkan para pengacau ini. Dengan alasan inilah koalisi Dajjal tersebut –dengan restu Dewan Keamanan PBB dan alasan keamanan- dapat dengan mudah memporak porandakan Timur Tengah, menyedot minyaknya, gas buminya dan utamanya ingin membumi hanguskan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di muka bumi, sebagaimana datangnya bangsa Eropa ke Nusantara untuk menghancurkan peninggalan para Waliyullah yang mayoritas keturunan Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi (Alawiy).
Sebagai manusia yang lahir di Nusantara, seharusnya ummat Islam malu pada Kaum Syi’ah di Iran, Iraq, Lebanon, Suriah dan Yaman yang bahu membahu menghadang laju koalisi Dajjal laknatullahu alaihim ajma’in.
Sekarang kita jadi tahu, bahwa Dunia ini ada dua kutub: Kutub Husein (Kebenaran Islam) dan Kutub Dajjal (Setan Kegelapan, Kaum Penyembah Berhala/ Pagan). Kutub Husein alaihissalam dibela oleh mereka yang mata hatinya bersih, mewakili bangsa-bangsa tertindas, lemah (mustadhafiin). Mahatma Gandhi mengambil pelajaran dari Tragedi Husein di Karbala bagaimana melawan penjajah Inggris. Ho Chi Min Vietnam, Soekarno, Mao Tse Tung China, Che Guevara Kuba, dan pemimpin negara-negara tertindas lainnya bangkit dengan inspirasi Karbala. Bahkan Joseph Stalin, diktator Uni Sovyet –pembantai 26 juta warganya melalui perang dan penyiksaan- pernah mengingatkan bahaya Karbala/ Asyuro bagi para Dajjal dan Tiran Penindas.
==
Dengan peristiwa Asyuro ini, kita jadi tahu, kebenaran Sabda Kanjeng Nabi bahwa *Al Husain Misbahul Huda wa Safinatun Najah* (Husain itu Lentera Cahaya agama dan Perahu Keselamatan”). Nabi mengisyaratkan agar ummat Islam beragama seperti keluarga Nabi. Mengikuti Kitabullah Al Quran dan Bimbingan Hidup Keluarga Nabi (yaitu para Imam/ Wali). Mereka yang tidak naik perahu Al Husain akan tenggelam dalam kesesatan. Mereka yang tidak ber-Wali pada keluarga Nabi akan tersesat di jalan kehidupan.
Jadi tahu, siapakah yang ingin agar sejarah Islam ditutup dan tak dibaca oleh ummat Islam? Siapakah yang ingin agar Al-Quran dan Keluarga Nabi Suci dilupakan?
Jadi tahu, kenapa pembunuhan-pembunuhan ini demikian terencana dan massif menimpa:

Imam Ali bin Abi Thalib dibunuh di 17 Romadhon (turunnya Lailatul Qodar),
Anaknya Ali, Imam Hasan bin Ali diracun,
Anaknya Ali, Imam Husein bin Ali dibantai di Karbala (10 Muharram)
Anaknya Husein bernama Imam Ali Zainal Abidin Buyut nya nabi, dibunuh,
Anaknya Ali bernama Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin juga dibunuh.
Anaknya Muhammad, Imam Jakfar Shodiq bin Muhammad juga dibunuh.
Anaknya Jakfar bernama Imam Musa Al Kadzim bin  Jakfar Shodiq dibunuh,
Anaknya Musa bernama Imam Ali ar Ridho bin Musa dibunuh,
Anaknya Ali Ridho bernama Imam Muhammad bin Ali ar Ridho dibunuh,
Anaknya Muhammad bernama Imam Ali Hadi bin Muhammad dibunuh,
Anaknya Ali Hadi bernama Imam Hasan al Asykari bin Ali Hadi dibunuh.
Jadi tahu, kenapa Imam Muhammad bin Hasan al Asykari (atau Imam al Mahdi as -semoga Allah mempercepat kemunculannya) diselamatkan dari *pembunuhan terencana dan berantai* ini. Beliau dighaibkan dari pandangan manusia, yang kelak akan muncul (dhuhur) ke dunia bersama Isa bin Maryam as.
Jadi tahu, siapa kawan siapa lawan? Jadi tahu, kenapa Ahlusunnah dan Syiah/ Ahlul Bait harus menggalang persatuan melawan koalisi Dajjal dan bonek-boneka nya (kelompok Wahabi / Salafi, anak-anak muda berjenggot- celana cingkrang- jidat gosong) bayaran Arab Saudi?
Jadi tahu kenapa bulan Suro, ummat Islam dilarang merayakan pesta pernikahan, perayaan kegembiraan dan sejenisnya?
 Matur nuwun lah kepada orangtua kita yang menyekolahkan kita sehingga bisa membaca tulisan ini. Terima kasih atas ijin mereka kita bisa membaca Al Qur’an, sejarah Islam, perjuangan Waliyyul Akbar (Imam Ali), para Wali keturunannya dan para Wali yang tersebar di dunia dan juga di tanah Nusantara.
Terima kasih kepada orangtua menyekolahkan kita sehingga kita sekarang bisa urut dalam berfikir, menghubung-hubungkan dan membuat gambar utuh wajah sejarah agama Islam ini.
Dengan menangisi kesyahidan Husein cucunda Nabi di 10 Muharram ini, *semoga air mata kita menjadi penebus dosa-dosa orangtua kita di alam barzah, meringankan hisab di Hari Pembalasan, dan menjadi Syafaat Nabi kepada mereka lantaran anak-anak mereka telah menemukan “setitik kebenaran” atas tragedi Asyuro ini.*
Dengan berduka di hari ini, semoga manusia-manusia suci pilihan Allah ini memberikan syafaat mereka kepada orangtua kita, pada kita dan keluarga kita nanti. Menolong beban dosa-dosa kita di alam kegelapan barzah nanti, memberi cahaya dan kesenangan di alam penantian,…

Allohummaghfirliy dzunubiy wa li walidayya wa lil mukminin wal mukminat wal muslimin wal muslimat fi masyariqin ardhi wa maghoribiha,  al ahyaai minhum wal amwat ila yaumul hisab.
Ilahi ya Robb…
==
Baginda Rosulullah SAW berkata:
"Aku heran pada suatu kaum, apabila diceritakan kepada mereka tentang Ibrahim serta keluarganya, tentang keluarga 'imran, keluarga musa dan para nabi yang lain mereka berdecak kagum, tapi bila diceritakan tentang keluargaku (Ali, Fatimah, Hasan dan Husain) hati mereka gelisah dan menolak,
Demi Allah jika seorang datang kepada Allah dengan membawa amalan 70.000 nabi sedang mereka tidak mencintaiku dan keluargaku, Allah tidak akan menerimanya.” 
==

Karbala bukanlah sebuah peristiwa sejarah yang berhenti pada 10 Muharram 61 H (680 M), tetapi merupakan titik balik yang sangat penting bagi aqidah Islam yang agung. Yang dilakukan Imam Husain as di Karbala adalah revolusi tauhid, yakni revolusi yang gugusannya dimulai oleh nabi Ibrahim as, diletakkan dan ditata secara sempurna oleh Nabi Muhammad SAWW, dipertahankan hidup oleh Imam Husain as dan berakhir pada Imam Mahdi (Muhammad bin Hasan al asykari as, kelak).
Siapa yang tak kenal Aba Abdillah (Husain cucunda Nabi)
Kisahnya melegenda tak pernah pudar
Madrasah terbaik sepanjang zaman
Tersaji tragis di sepuluh Muharram

Tak ada bulan se-tragis Muharram
Hingga suka cita pun dilarang
Bulan duka yang amat bernilai
Bagi perindu kebenaran dan keadilan

Mereka pikir ini kisah khayalan
Yang tergores dalam peradaban
Tinta sejarah terekam zaman
Di tanah KARBALA terjadi pembantaian

Wahai para pecinta keadilan
Lihatlah aba abdillah mengajari kalian
Darah dan air mata menjadi tebusan
Demi tegaknya kebenaran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar