Sabtu, 08 Oktober 2016

Bulan Muharram

Dialog seorang Habib, wali Allah dzuriyah Rasulullah saw, dalam satu majelis ta'lim ditanya seorang anak muda.

Pemuda :" Habib.. mohon ceritakan ttg Muharram kpd kami .."
Habib :" Baik.. sebelum saya menjelaskan ttg Muharram, apa yg kalian ketahui tentang nya..?"
Pemuda :" Tanggal 1 Muharam tahun baru Islam.. maka utk itu kami merayakan nya, hanya itu.."
Habib : " Hanya itu..? Apakah saat Rasulullah hijrah Islam tidak mengenal kalender..?"
Pemuda :" entahlah.. mohon pencerahannya bib.."
Habib :" Kalender dikenal manusia sama tuanya dgn umurnya.. jadi saat Rasulullah saw hijrah kalender sudah ada.. nama bulan, hari, tanggalan sudah ada.. Rasulullah memilih hijrah tanggal 1 Muharram.."
Pemuda :" benar bib..
Habib :" Kalian merayakan nya dengan gembira, karena Tanggal satu Muharram itu adalah tanggal ditetapkan nya kalender Hijriyah.. benar..?"
Pemuda :" Benar bib..
Habib :" Pertanyaan nya sekarang.. saat hijrah (berpindah tempat tinggal) tsb Rasulullah saw dan kaum muslimin dalam keadaan gembira atau bersedih..? Jika dalam keadaan gembira, Mengapa Rasulullah saw hijrah di malam hari dgn sembunyi² ..? Bukankan saat itu Rumah Rasulullah sedang dikepung para kepala suku kafirin Quraisy utk di bunuh dan sayidina Ali as disuruh Rasulullah saw utk menggantikannya di tempat tidurnya agar mereka terkecoh..?"
Pemuda :" Benar bib, demikian riwayat yg kami ketahui.."
Habib :" Jadi Rasulullah saw dan muslimin hijrah dgn perasaan sedih karena terusir dari kampung halamannya ‘kan..?
Lalu mengapa kalian merayakan nya dgn gembira..??"

Pemuda :" kami hanya faham itu tahun baru Hijriyah, makanya kami fikir kami pantas merayakan nya.."
Habib :" Kalian mengerti arti HARAM..?"
Pemuda :" ya bib.. terlarang atau suci.."
Habib :" Pahami ini ya:
MEKAH kota HARAM,
MADINAH kota HARAM,
bulan *Rajab, Dzulkaedah, Dzulhijjah dan Muharram* adalah bulan *HARAM*
HARAM dari apa..?

Haram dari perbuatan maksiat, di bulan² tsb bahkan kafirin Quraisy sebelum islam menghentikan perang ( mengadakan gencatan senjata )..
Pemuda :" Ya demikian yg kami ketahui bib..

HABIB :" Lalu kembali lagi.. mengapa kalian mengadakan pesta pora, pesta pernikahan putra-putri kalian, atau perayaan-perayaan dll di bulan yg ALLAH haramkan dan diperuntukkan untuk bertafakur ttg hikmah di bulan² tsb..? Bukankah ALLAH *bersumpah dgn MALAM YG SEPULUH..??*
Muharam bulan KESEDIHAN.. tanggal 1 Rasulullah saw & muslimin TERUSIR dari kampung halamannya.. dan tanggal 10 Muharram cucu beliau saw dan keluarganya yg disucikan ALLAH, DIBANTAI dgn kejam..
Sekarang beritahu saya.. atas alasan apa kalian bergembira di bulan KESEDIHAN itu..??"

Semoga Allah swt memberikan Taufik dan hidayah nya kpd kita semua..

==
MEMASUKI BULAN MUHARRAM
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." (Q.S. At-Taubah:36)
Adapun semua ulama sepakat bahwa empat bulan yang dimaksud itu adalah Muharram, Rajab, Dzulhijjah dan Dzulkaidah.
Secara bahasa "Muharram" adalah "Haram atau Suci", yang dimaksud adalah diharamkannya berperang di bulan tersebut di zaman Jahiliyah. Pada dasarnya larangan tersebut dipegang teguh di Zaman jahiliyah, guna mengakhiri konflik yang berkepanjangan dan sekaligus berguna untuk menyerukan perdamaian.
Kaum atau Kabilah yang terlibat konflik pada bulan tersebut, melakukan genjatan senjata selama 4 bulan dan sekaligus akan tercipta ruang untuk berpikir demi berakhirnya konflik secara permanen.
Setelah datangnya Islam, pengharaman perang di bulan Muharram ditegaskan kembali.
Imam Ali ar-Ridha as meriwayatkan bahwa Rasulullah Saww mengerjakan shalat 2 rakaat di hari pertama bulan Muharram dan setelah salam, Beliau saww, mengangkat kedua tangannya dan membaca doa ini sebanyak 3 kali.
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْإِلَهُ الْقَدِيمُ وَ هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيدَةٌ فَأَسْأَلُكَ فِيهَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ الْقُوَّةَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوءِ وَ الاشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ يَا كَرِيمُ يَا ذَا الْجَلالِ وَ الْإِكْرَامِ يَا عِمَادَ مَنْ لا عِمَادَ لَهُ يَا ذَخِيرَةَ مَنْ لا ذَخِيرَةَ لَهُ يَا حِرْزَ مَنْ لا حِرْزَ لَهُ يَا غِيَاثَ مَنْ لا غِيَاثَ لَهُ يَا سَنَدَ مَنْ لا سَنَدَ لَهُ يَا كَنْزَ مَنْ لا كَنْزَ لَهُ يَا حَسَنَ الْبَلاءِ يَا عَظِيمَ الرَّجَاءِ يَا عِزَّ الضُّعَفَاءِ يَا مُنْقِذَ الْغَرْقَى يَا مُنْجِيَ الْهَلْكَى يَا مُنْعِمُ يَا مُجْمِلُ يَا مُفْضِلُ يَا مُحْسِنُ،
"Ya Tuhan, Engkau adalah sembahan yang azali dan ini adalah tahun baru, aku memohon kepada-Mu keterjagaan dari syaitan dan nafsu yang selalu memerintahkan pada keburukan, dan sibukkanlah aku dengan hal-hal yang akan mendekatkanku kepada-Mu,
wahai pemilik keagungan dan kemuliaan,
wahai tempat bersandar bagi orang yang tidak memiliki sandaran,
wahai pemilik bekal bagi orang yang tidak memiliki bekal,
wahai pelindung bagi orang yang tidak memiliki tempat perlindungan,
wahai penolong bagi orang yang tidak memiliki penolong,
wahai pengayom bagi orang yang tidak memiliki tempat pengayom,
wahai mutiara bagi orang yang tidak memiliki mutiara,
wahai yang ujiannya indah,
wahai yang harapannya agung,
wahai pemberi kemuliaan bagi orang-orang lemah,
wahai penolong orang-orang yang tenggelam,
wahai penyelamat orang-orang yang hancur,
wahai pemberi nikmat,
wahai pemberi keindahan,
wahai pemberi keutamaan, dan
wahai pemberi kebaikan."

Imam Muhammad al-Baqir as berkata,
“Orang yang berpuasa di hari pertama bulan Muharram, Allah akan mengabulkan doanya, sebagaimana Dia menerima doa Zakariya.”
Dari Imam Ridha as juga diriwayatkan bahwa beliau kepada salah satu sahabatnya, “Rayyan bin Syabib” berkata,
“... sesungguhnya Muharram adalah bulan di mana bahkan orang-orang terdahulu dan mereka yang hidup sebelum Islam, tidak berbuat kezaliman dan pembunuhan di dalamnya karena menghormati bulan tersebut. Akan tetapi, umat ini bukan hanya tidak menghormati tradisi nenek moyang mereka dan juga kehormatan Rasulullah, namun tanpa ragu-ragu mereka membunuh keturunan Rasul saw di bulan ini dan menjadikan Ahlul Baitnya sebagai tawanan, merampas dan menjarah harta benda mereka, Tuhan tidak akan pernah memaafkan mereka selamanya.”
Benar, Muharram adalah bulan duka dan kesedihan para pengikut Ahlul Bait as untuk mengenang peristiwa syahidnya Imam Husein as. Pada hari ke sepuluh tahun 61 Hijriyah, seruan Imam Husein as dan para sahabatnya untuk menegakkan kebenaran tidak didengar oleh umat, dan mereka bahkan membunuh cucu Rasulullah Saw itu di Padang Karbala, Iraq. Dapat dikatakan bahwa misi utama Imam Husein as adalah untuk membimbing manusia kepada kebenaran, kejujuran, dan akhlak mulia yang memang serasi dengan tabiat manusia. Beliau ingin menghapus rintangan yang menutupi jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Hambatan terbesar yang dihadapi Imam Husein as adalah kekuasaan tiran Dinasti Umayyah (keturunan Abu Sofyan- musuh terbesar Nabi saw), yang merampas hak-hak masyarakat dan menistakan agama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar